SELAMAT DATANG DI PENDIDIKAN KIMIA 2006 A FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

INFORMASI CPNS 2010

KLIK DI SINI

Jumat, 05 November 2010

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA SWASTA ERIA MEDAN


PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP
 HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
TERMOKIMIA DI SMA SWASTA
ERIA MEDAN
Oleh
Nur Aini (NIM 061244310029)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle dengan media mind mapping terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan  termokimia serta mengetahui ranah kognitif yang terkembangkan setelah mendapatkan pengajaran dengan model pembelajaran learning cycle dengan media mind mapping.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Swasta Eria Medan. Sampel penelitian diambil secara random sampling sebanyak 2 kelas. Kelas eksperimen  mendapat pengajaran dengan  model pembelajaran learning cycle dengan media mind mapping sedangkan kelas kontrol mendapat pengajaran dengan model konvensional oleh guru kimia di SMA Swasta Eria Medan. Jumlah siswa pada masing-masing kelas tersebut adalah 35 orang. Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dengan 5 option dan berjumlah 20 soal yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Berdasarkan pengujian instrumen tes diperoleh reliabelitas sebesar 0,842 dengan rtabel = 0,361.
Setelah data memenuhi syarat, yaitu terdistribusi secara normal dan homogen selanjutnya dilakukan perhitungan data, dan diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 29,000±9,212 dan kontrol sebesar 30,857±8,268, sedangkan rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 77.00±9,641 dan kontrol sebesar 64,29±11,270. Terhadap data pretes dan post tes masing-masing kelas, kemudian dilakukan perhitungan gain, dengan terlebih dahulu menguji normalitas dan homogenitasnya. Dari perhitungan rata-rata gain diperoleh peningkatan hasil belajar siswa sebesar 68,60% pada kelas eksperimen dan 53,70% pada kelas kontrol.   Berdasarkan uji hipotesis, yaitu uji t satu pihak terhadap data gain ternormalisai diperoleh thitung = 5,089 sedangkan  ttabel=1,699 (α=0,05). Hal ini berarti  thitung > ttabel, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle dengan media mind mapping memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran dengan model konvensional pada pokok bahasan termokimia. Berdasarkan data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa diketahui bahwa ranah kognitif yang  terkembangkan dari model pembelajaran learning cycle dengan media mind mapping ini adalah  ranah kognitif  pengetahuan (C1) dengan peningkatan 60%, pemahaman (C2) dengan peningkatan 42,45%, dan penerapan (C3) dengan peningkatan 22,86%.

Read More......

Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dan Pemberian Rangkuman terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Redoks di Kelas X Semester II SMA N 14 Medan 2009/2010.


Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
dan Pemberian Rangkuman terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Pokok Bahasan Redoks di Kelas X Semester II
SMA N 14 Medan 2009/2010.

Oleh
Nursawani Siregar. (061244310093)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran advance organizer dan pemberian rangkuman terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan redoks di kelas X semester II SMA N 14 Medan 2009/2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 14 Medan Tahun Pelajaran  2009/2010. Sampel dalam Penelitian ini ada dua kelas yang dipilih secara random  yaitu kelas X-5 sebagai kelas eksperimen, kelas X-8 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 40 siswa. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa digunakan tes. Jumlah tes adalah 20 soal, disusun dalam bentuk pilihan berganda terdiri dari 5 pilihan jawaban. Menguji validitas tes menggunakan validitas isi oleh dua orang validator (dwingulasi).
            Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata postes siswa yang diterapkan model pembelajaran advance organizer sebesar 75,25. Nilai tersebut lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa yang diterapkan model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 60,75.Berdasarkan pengujian hipotesis (uji t dua pihak) diperoleh harga thitung = 5,74 pada taraf signifikan α=0,05 dan harga ttabel =1,994, Hal ini berarti -ttabel<thitung>ttabel  yaitu-1,994<5,74>1,994. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa  yang signifikan antara yang diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran advance organizer dan pemberian rangkuman dengan yang diberi pengajaran konvensional dan pemberian rangkuman pada pokok bahasan Redoks.

Read More......

Selasa, 02 November 2010

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELASAIKAN SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA


ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELASAIKAN
SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh
Muhammad Ihsan (NIM 061244310002)
ABSTRAK
           Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan kimia,  menyelidiki kesalahan dominan dan penyebab kesalahannya.
            Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA sekolah menengah atas (SMA) di kota Binjai yang telah mempelajari materi kesetimbangan kimia. Dari 26 SMA di Kota Binjai dipilih 3 sekolah, yaitu  SMA Negeri 2, SMA Negeri 6 dan SMA Swasta Langkat Binjai yang diambil secara purposive. Dimana setiap sekolah diambil 40 orang siswa sebagai sampel penelitian. Alat pengumpul data berupa  5 butir tes dalam bentuk uraian dan wawancara.
            Metode penelitian yang diterapkan berbentuk deskriptif kuantitatif. Dari analisis data diperoleh macam kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan kimia. Kesalahan dominan terletak pada aplikasi rumus hubungan Kp dan Kc (66,67%) dan penentuan mol pereaksi pembatas dan sisa (53,13%). Selain itu juga terdapat beberapa kesalahan yaitu tidak dapat membuat penyelesaiain soal (23,50%), perbandingan mol (17,91%), menentukan konsentrasi zat (10,67%), aplikasi rumus konstanta kesetimbangan (23,96%), aplikasi rumus derajat disosiasi (20,83%), kesalahan operasi hitung (31,17%).
            Dengan disajikannya data-data kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan kimia, diharapakan dapat menjadi masukan bagi tenaga pendidik untuk dapat memberikan terapi yang tepat kedepannya, agar kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan kimia dapat tertanggulangi.

Read More......

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kemampuan Matematika Dasar Terhadap Hasil Belajar Kimia Di SMA Pada Pokok Bahasan Stoikiometri


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran  Kooperatif Dan Kemampuan Matematika Dasar Terhadap Hasil Belajar Kimia Di SMA
Pada Pokok Bahasan
Stoikiometri
 Oleh
Malahayati AM (NIM 061244310102)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif, kemampuan Matematika Dasar dan pengaruh interaksi antara kemampuan Matematika Dasar  dan model pembelajaran terhadap hasil belajar Kimia. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N. 1 Gunung Meriah. Sampel penelitian diambil secara total sampling  sebanyak 6 kelas dan sampel siswa ditentukan secara purposif sebanyak 10 orang per kelas. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian 3 x 2. Ada dua faktor yang diujicobakan yaitu faktor A : Model Pembelajaran dan terdiri dari dua taraf yaitu A1 = Model NHT A2 = Model TPS , faktor B :  terdiri dari ada 3 taraf yaitu B1= Rendah,  B2 = Sedang, dan B3= Tinggi. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi =0,05 dengan analisis varians.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa, tetapi ada pengaruh kemampuan Matematika dasar terhadap hasil belajar kimia siswa, disamping itu tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan matematika dasar terhadap hasil belajar kimia siswa. Pengajaran dengan model pembelajaran NHT bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika dasar rendah memberi rataan hasil beajar yang terendah yaitu (=4,6±1,20), pengajaran dengan model pembelajaran NHT bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika sedang memberi rataan (=6,15±0,79), pengajaran dengan model pembelajaran NHT bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika dasar tinggi memberi rataan hasil belajar yang paling tinggi yaitu (=6,35±1,25).  Pengajaran dengan model pembelajaran TPS bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika dasar rendah memberi rataan hasil beajar yang terendah yaitu (=5,1±0,79), pengajaran dengan model pembelajaran TPS bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika sedang memberi rataan (=5,75±1,30), pengajaran dengan model pembelajaran TPS bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika dasar tinggi memberi rataan hasil beajar yang paling tinggi yaitu (=6,75±1,43). 

Read More......

Efektivitas Model Pembelajaran CTL(Contextual Teaching and Learning) dengan Metode Inquiry Pada Pokok Bahasan Asam Basa dan Garam di SMP Negeri 15 Medan


Efektivitas Model Pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning)
Dengan Metode Inquiry  Pada Pokok Bahasan Asam Basa
 dan Garam di SMP Negeri 15 Medan
 Oleh
Santi Utari (061244310020)
 
ABSTRAK
              Penelitian efektifitas model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan metode Inquiry pada pokok bahasan asam basa dan garam dilakukan di  SMP Negeri 15 Medan. Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Medan Tahun Ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini ada sua kelas yang dipilih secara purposive yaitu kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-4 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 31 siswa. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa digunakan tes. Jumlah tes adalah 21 soal, di susun dalam bentuk pilihan berganda terdiri dari 5 pilihan jawaban. Dari penelitian diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen  sebesar 26,032±9,229 dan kontrol sebesar 21,645±11,509, sedangkan rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 83,253±10,253 dan kontrol sebesar 68,129±10,544. Efektifitas model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)  dengan metode inquiry berdasarkan rata-rata selisih postes dan pretes adalah 23,109 % sedangkan dari data gain adalah 30,348%. Dari uji t diperoleh thitung=5,830 sedangkan ttabel=1,671 (α=0,05). Hal ini berarti thitung>ttabel, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pengajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan metode inquiry lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan pengajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan metode inquiry.

Read More......

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI


EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE  ORGANIZER
DENGAN PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
REAKSI OKSIDASI REDUKSI
 Oleh
Fitriani Parinduri (NIM 061244310019)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa  yang signifikan antara yang diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran advance organizer dan peta konsep dengan yang diberi pengajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 6 Binjai. Sampel penelitian diambil secara random sampling sebanyak 2 kelas. Kelas eksperimen I mendapat perlakuan model pembelajaran advance organizar dengan peta konsep dan kelas eksperimen II mendapat perlakuan model pembelajaran konvensional. Jumlah siswa pada kedua kelas tersebut adalah 30 orang. Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar pada materi reaksi oksidasi reduksi dengan jumlah 20 soal. Dari penelitian diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen I sebesar 30,500±12,202 dan eksperimen II sebesar 31,167±11,498, sedangkan rata-rata nilai postes kelas eksperimen I sebesar 76,167±8,348 dan eksperimen II sebesar 63,000±9,523.
Efektifitas model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep berdasarkan rata-rata selisih postes dan pretes adalah 43,46%, sedangkan berdasarkan data gain rata-rata hasil belajar kimia siswa adalah 43,38%. Dari uji t diperoleh thitung=5,661 sedangkan ttabel=2,002 (α=0,05). Hal ini berarti  -ttabel<thitung>ttabel, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa  yang signifikan antara yang diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran advance organizer dan peta konsep dengan yang diberi pengajaran konvensional pada pokok bahasan reaksi oksidasi reduksi.

Read More......

Minggu, 31 Oktober 2010

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM


PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) YANG DIINTEGRASIKAN
DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM
Oleh
Ahmad jubandi (NIM. 061244310026)

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode Problem Based Learning yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer memberikan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa yang lebih baik daripada penerapan metode Problem Based Learning tanpa media komputer pada pokok bahasan struktur atom di SMA Swasta Singosari Delitua pada kelas XI IPA semester ganjil tahun ajaran 2010/2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Swasta Singosari Delitua. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas XI IPA sebagai kelas eksperimen1 dan eksperimen2. Kelas eksperimen1 diajarkan dengan metode Problem Based Learning yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer, dan kelas eksperimen2 diajarkan dengan metode Problem Based Learning tanpa media komputer. Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 20 soal yang telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal, dan pengumpul data aktivitas belajar digunakan lembar observasi yang telah divalidasi.
Hasil pengolahan data diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen1 30,5+-12,34, dan postes 76,16+-8,48. Sedangkan pada kelas eksperimen2 diperoleh rata-rata pretes 31,16+-11,49 dan postes 63,67+-10,82. Semua data retes, postes dan gain diuji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov SPSS-17, dan diperoleh data berdistribusi normal. Dan data pretes kedua kelas eksperimen diuji homogenitas menggunakan Uji Anova Satu Jalur SPSS-17 diperoleh bahwa kedua kelas homogen sebelum perlakuan berbeda. Peningkatan hasil belajar kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji T sampel independen diperoleh thitung > ttabel (4,477 > 1,672) dengan taraf signifikansi 5% (+-=0,05) sehingga Ha1 diterima berarti Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik daripada pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tanpa menggunakan media pada materi struktur atom di kelas XI IPA SMA Swasta Singosari Delitua. Nilai aktivitas belajar kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji T sampel independen diperoleh thitung > ttabel (2,400 > 1,672) sehingga Ha2 diterima berarti Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer memberikan aktivitas belajar siswa yang lebih baik daripada pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tanpa menggunakan media pada materi struktur atom di kelas XI IPA SMA Swasta Singosari Delitua. Dan persen efektivitas penerapan Problem Based Learning yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer diperoleh sebesar 29,35%.

Read More......

Sabtu, 30 Oktober 2010

PEMBUATAN DAN UJI KELAYAKAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER (MACROMEDIA FLASH CS3) PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

PEMBUATAN DAN UJI KELAYAKAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER (MACROMEDIA FLASH CS3) PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Oleh
Sakdiah (NIM 061244310098)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat media pelajaran, mengetahui kelayakan media pembelajaran, persepsi siswa dan guru terhadap media pembelajaran serta mengetahui apakah penggunaan media berbasis komputer (Macromedia Flash CS3) memberikan hasil belajar kimia siswa yang lebih baik dibandingkan hasil belajar kimia siswa dengan pembelajaran konvensional.
Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptip untuk uji kelayakan media dan eksperiman untuk uji efektivitas penggunaan media. Populasi dalam penelitian  adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA N 6 Binjai yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sample random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 4 kelas secara acak yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kelayakan media adalah angket  berjumlah 20  butir angket dan  tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal untuk uji efektivitas media. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan media berbasis komputer (Macromedia Flash CS3) dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional.
          Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata kelayakan media menurut pendapat siswa 82,15% dengan persentase kelayakan isi pesan yang disampaikan sebesar 82,7%, Keefektifan penggunaan media sebesar 79,7%, Ketertarikan media sebesar 83,2% dan keunggulan media sebesar 82,15% sdangkan menurut pendapat dosen nilai rata-rata kelayakan media 90% dengan persentase kelayakan format media 92% dan kualitas teknik 88% menunjukkan media ini layak digunakan sebagai media pembelajaran. Uji efektivitas media menunjukkan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen 69% ± 0,01 dan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa di kelas kontrol 48% ±0,02, dari uji normalitas kelas eksperimen diperolah Lohitung = 0,0971 dan Lotabel = 0,149, untuk kelas kontrol dengan Lohitung = 0,1093, dan Lotabel =0,149, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 0,5 dan Ftabel = 1,77 sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Hasil uji t diperoleh thitung = 6,670 dan ttabel = 1,654, sehingga thitung > ttabel (6,670 >1,654) maka Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan media pembelajaran kimia berbasis komputer (macromedia flash CS3) pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit lebih baik dari hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

Read More......